Uncategorized

Mabit Guru & Karyaan Limau Bendi School

Disela-sela kesibukannya sebagai Staf Ahli di Kementrian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) RI, Wakil Sekretaris Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, dan Ketua LP3 Universitas Prof. Dr. H. Hamka (Uhamka) Dr. Gufron Amirullah, M.Pd. masih menyempatkan diri untuk mengisi acara sebagai narasumber (narsum) pada Malam Bina Iman dan Takwa (Mabit) edisi yang ke-47 di Masjid At-Takwa Kompleks Perguruan Limau Bendi School Kebayoran Baru Jakarta Selatan Jum’at-Sabtu, (29-30/11/24).

Dalam pemaparannya Dr. Gufron mengatakan bahwa, ada 3 pilar yang akan terus menopang rasa bahagia dalam hidup kita, yang Pertama adalah Sprtualitas, yang kedua adalah Agama dan yang Ketiga adalah Mindfulness.

“Wujud atau bentuk dari Spiritualitas tersebut terlihat seperti apa yang telah dipesankan oleh Prof. Dr. Abdul Mu’ti, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah bahwa, Semua Pegawai di Muhammadiyah harus Bahagia, Riang Gembira, dalam menjalankan tugasnya,” tutur Dr. Gufron.

Sedangkan bentuk atau perwujudan dari Agama dalam kehidupan, seperti apa yang telah dilakukan oleh KH. Ahmad Dahlan, dengan Shalat Istikharah terlebih dahulu sebelum mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah ” terang Dr. Gufron

“Untuk bentuk atau wujud dari Mindfulness dalam kehidupan adalah seperti apa yang sudah dilakukan oleh Persayarikatan Muhammadiyah yakni dibidang Pendidikan, Kesehatan, Sosial dan Ekonomi,” jelas Dr. Gufron.

Adapun ciri dari Orang Muhammadiyah, menurut Dr. Gufron ada 5 , Yang Pertama, Tengahan atau Wasathiyyah, yang Kedua, Mengedepankan Rasionalitas, yang Ketiga, Selalu menghargai Sistem dan Hukum, yang ke Empat, Suka bekerja dan yang Kelima, Bersahaja.

Dr. Gufron juga membagi Zona dalam “Peta kesadaran diri” menjadi 2 bagian, yang pertama adalah Zona Ikhlas, dimana Zona ini mempunyai kesadaran akan keTuhanan dan fokusnya hanya kepada Allah, yang perangainya adalah, Berkata positif, rajin beribadah, menjaga silaturahim, tenang, lembut, santun, selalu memperbaiki diri dengan ilmu, memudahkan orang lain dan optimis.

“Dan yang kedua adalah Zona Sengsara, yaitu Zona yang mengkondisikan diri akan keakuan/Ego yang fokusnya hanya tertuju kepada Makhluk, yang perangainya adalah, Menganggap orang lain lebih rendah dari dirinya, merasa hasil yang ada atas hasil usaha sendiri, sangat bergantung pandangan orang lain, dan tidak bisa menerima kenyataan,” pungkas Dr. Gufron Amirullah M. Pd.

Similar Posts